Pages

Monday, January 02, 2006

Merdeka dari Panca Indra

Terbebasnya Keterbatasan Indera Manusia


Sebagai manusia, seringkali kita lupa akan keterbatasan dan kelemahan kita. Sering sekali kita merasa hebat. Lebih hebat daripada makhluk lain, lebih hebat daripada manusia lain, bahkan seringkali secara tidak sadar kita merasa lebih hebat daripada Tuhan. Padahal manusia tidaklah begitu hebat.


Manusia penuh dengan keterbatasan dan kelemahan. Dan selamanya akan seperti itu. Kelemahan yang harus selalu diingat dan diwaspadai adalah terbatasnya kemampuan otak kita. Semua informasi yang diterima manusia diproses oleh otak. Sinyal-sinyal melalui panca indera diteruskan dan kemudian diinterpretasi oleh otak kita. Jadi sebenarnya hidup yang kita rasakan ini adalah interpretasi dari otak kita semata. Kita akan selalu terpenjara di dalam otak kita selama kita hidup. Interpretasi-interpretasi yang sama sekali belum tentu nyata.


Kebahagiaan atau kesengsaraan sejati baru akan dirasakan seorang manusia ketika ia mengecup kematian. Pada saat itu, hubungan seorang manusia dengan fisiknya di dunia akan terputus. Ia akan mampu melihat dan merasakan hakikat dari segalanya. Tanpa dibatasi oleh tembok-tembok indera. Saya berharap, ketika saat itu tiba, kebahagiaan sejati yang saya rasakan. Bukan penyesalan dan kesedihan. Dan semoga kebahagiaan sejati dirasakan juga oleh semua yang berhak mendapatkannya.

2 comments:

Anonymous said...

sepakat dengan pernyataan bahwa hidup adalah hasil dari interpretasi kita, hidup adalah hasil pemaknaan kita, dan saya juga sepakat, ketika saya mati, saya tidak ingin menyesal dengan segala pilihan dan keputusan yang telah saya buat, kebahagiaan... di manakah dirimu???selalu mencari, dan mencari....

Fendrri said...

hmm... I dont quite understand what you re trying to say. Saya tidak pernah berkata bahwa saya tidak bahagia. Semua orang pasti mencari kebahagiaan, masalahnya, bentuk kebahagiaan bagi masing2 orang tentunya berbeda. Bagi saya, mencari adalah sesuatu yang membuat kita benar-benar "hidup". Itu bedanya manusia dan makhluk Tuhan yang lain. Nobody knows everything.